Harus Cepat, Cermat, Tepat Dalam Menulis Ijazah
Oleh yudza1
Purwokerto - Kepala Kantor Kemenag Banyumas, Ibnu Asaddudin mewanti wanti terkait ijazah madrasah saat memberikan arahan dalam acara Sosialisasi Penulisan Ijazah MI di Garden Resto. Jumat, (14/6).
Sosialisasi ini diikuti oleh 182 peserta dari Madrasah Ibtidaiyah baik negeri maupun swasta. Dihadiri pula oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas Ibnu Asaddudin, Plh Kasi Penma Muhammad Wahyu Fauzi Aziz, dan pengawas Madrasah.
Plh Kasi Pendidikan Madrasah, M. Wahyu Fauzi Aziz mengingatkan bahwa ijazah adalah dokumen negara yang memiliki kekuatan hukum. Maka persiapkan dokumen sumber untuk menulis ijazah seperti Akte Kelahiran, Akta Nikah Orang Tua, Data NISN dan sebagainya.
"Menulis nilai pun harus teliti, harus tepat diisikan pada mata pelajarannya, jangan sampai salah baris ataupun salah angka dan hurufnya" tutur Fauzi.
Dalam laporannya Fauzi menyampaikan blangko ijazah madrasah yang dibagikan sudah berdasarkan hasil dari Berita Acara Kelulusan tiap madrasah yang diunggah pada laman PDUM yaitu berjumlah 4.714 untuk RA, 5.955 ijazah MI, 5.987 Ijazah MTs dan 2.266 Ijazah MA.
Ibnu Asaddudin dalam sambutan dan pembinaannya menyampaikan, "Ijazah merupakan simbol penting dalam dunia pendidikan. Sebagai pengakuan resmi atas prestasi dan keberhasilan seorang individu dalam menyelesaikan program studi, penulis ijazah memiliki tanggung jawab yang tak terelakkan. Meski tugas ini mungkin terlihat sederhana, seorang penulis ijazah menyadari betapa berat dan berarti peran mereka dalam mengisi blangko ijazah dengan kedalaman makna dan keindahan yang abadi."
"Blangko ijazah adalah lembaran kertas kosong yang menjadi media untuk menuliskan nama, gelar, tanggal kelulusan, dan informasi penting lainnya yang mencakup perjalanan pendidikan seseorang. Bagi penulis, tugas ini terasa berat karena mengharuskan mereka untuk merangkum perjalanan panjang dalam kata-kata yang tepat, sekaligus memberikan makna dan keindahan dalam setiap huruf yang dituangkan."
"Ketika seseorang menerima ijazah, bukan hanya selembar kertas yang diberikan, tetapi juga penghargaan yang melambangkan perjalanan pendidikan yang telah ditempuh. Penulis ijazah memiliki peran krusial dalam mentransfer semua pencapaian, pengalaman, dan pengetahuan yang telah diperoleh siswa selama studinya ke dalam kata-kata yang tertulis di ijazah tersebut. Tugas ini membutuhkan kepekaan dan pemahaman yang mendalam untuk menggambarkan secara akurat perjalanan belajar yang unik dan berharga bagi setiap individu."
"Pentingnya pengisian blangko ijazah dengan baik tidak bisa diremehkan. Setiap kata yang ditulis harus memadukan informasi dan kecermatan estetika. Penulis harus memastikan bahwa nama dan gelar yang tertera benar dan sesuai dengan identitas pribadi, serta memeriksa dengan cermat agar tidak ada kesalahan penulisan yang dapat merusak nilai keaslian dan kepercayaan pada ijazah."
"Namun, lebih dari sekadar teknis, penulis juga memiliki tanggung jawab untuk memberikan nilai dan keindahan pada blangko ijazah. Kata-kata yang dipilih harus mencerminkan perjalanan pendidikan yang unik, membangun, dan berharga. Setiap huruf dan kalimat seolah menjadi jejak yang akan dikenang selamanya oleh pemilik ijazah. Oleh karena itu, penulis harus mampu menggambarkan perjalanan dengan cara akademik yang menginspirasi, membangkitkan rasa bangga, dan memberikan makna yang mendalam."
"Pengisian blangko ijazah bukanlah tugas yang mudah. Seorang penulis harus menjaga konsistensi dan kerapian dalam penulisan, memastikan keseluruhan tampilan blangko terlihat estetis, dan memenuhi persyaratan formal yang ditetapkan oleh institusi pendidikan. Namun, di balik beban ini terdapat keindahan dalam memberikan penghargaan yang layak kepada individu yang telah menyelesaikan pendidikan mereka," pungkas Ibnu. (akw/jul)