Penyuluh Harus Turun, Bantu Cegah Penyebaran HIV/AIDS

Oleh Humas
SHARE

Purwokerto (Humas) -  Pengurus Daerah Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (PD IPARI) se-eks Karesidenan Banyumas menggelar  kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) bertempat di Meotel Hotel, dihadiri penyuluh agama lintas iman sejumlah 156 orang, dengan rincian Banyumas 55, Purbalingga 45, Banjarnegara 47, Cilacap 52. (Rabu 3/07).

Hadir  Kasubbag TU Kemenag kabupaten Banyumas mewakili kepala Kantor, Pj. Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Purbalingga, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Banjarnegara,  Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Cilacap, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Banyumas, Kasi Bimás Islam, Gara Kristen, Gara Katolik.

Dalam sambutannya, Kasubbag TU mewakili kepala Kantor Kemenag Banyumas menjelaskan bahwa penyuluh harus menjaga marwah penyuluh menjadi penyuluh profesional .

“ Seorang penyuluh adalah garda terdepan dalam memberikan pelayanan dan bimbingan kepada masyarakat. Profesionalisme adalah pondasi utama yang harus dijaga dalam setiap interaksi dan tindakan yang dilakukan. Dengan memahami pentingnya etika dan integritas, seorang penyuluh tidak hanya membangun kepercayaan, tetapi juga mempertahankan martabat profesi.” Terangnya.

“Dengan demikian, menjadi seorang penyuluh bukan hanya tentang memberikan informasi atau nasihat, tetapi juga tentang membangun kepercayaan, menghormati nilai-nilai profesi, dan menginspirasi orang lain untuk mengikuti jejak yang sama dalam memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Salah satunya yakni dalam pendekatan kepada masyarakat terkait penanganan HIV/AIDS.” Terangnya lebih lanjut.

Sekertaris KPA Banyumas Suwondo saat membacakan sambutan Pj Bupati Banyumas menyampaikan bahwa tantangan yang harus kita selesaikan bersama antara lain pengentasan stunting dan kemiskinan ekstrem, pemberdayaan ekonomi, pelestarian lingkungan hidup, menurunkan AKI/AKB, mencegah peredaran gelap narkoba, angka kasus hiv yang semakin tinggi , judi online dan lain sebagainya.

 “ Saya kira semua masalah tersebut tak dapat ditangani oleh satu sektor saja, melainkan perlu peran dan kontribusi semua pihak, temasuk di dalamnya bapak/ibu selaku anggota IPARI kabupaten Banyumas.” Ujarnya.

Pelaksanaan kegiatan Rakor ini juga menghadirkan dr. yuliana sari, konselor klinik bunga harapan RSUD Banyumas sebagai nara sumber, dalam paparannya Yuliani menjelaskan terkait penyebaran dan bahayanya HIV/AIDS di masyarakat, karena sudah menyentuh ke semua level dan semua profesi.

Ditempat yang sama Karsono, Kepala Kantor kemenag Kabupaten Banjarnegara dalam sambutannya menyampaikan bahwa IPARI adalah organisasi profesi yg sangat strategis dan penting. Karena pesan dari kementerian Agama harus ditangkap dengan cerdas oleh IPARI karena spektrumnya sangat luas.

“ Penyuluh harus dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman,  keresahan di masyarakat saat ini adalah  Pinjol dan judi online, dan ini yang harus di jadikan tema utama kita. Setiap program pemerintah sering terbentur dengan ego sektoral sehingga terbatas hanya yang berkepentingan saja. Tetapi kita sebagai penyuluh agama hendaknya tidak asing dengan hal-hal yang baru dan tidak kagetan.” Tandasnya. (yud)